" WILUJENG SUMPING "

Wilujeng Sumping baraya Alumni sadayana...
Wilujeng patepung rawuh pa amprok jonghok di blog na Alumni SMPN 25 Bandung - Angkatan 1988, sumangga nyanggakeun...pamugi tiasa janten panglipur kana Qalbu pangbeberah kana manah....mugiya sakedikna tiasa ngalandongan kasonoan ka baraya baraya anu sa angkatan...

Atuh katebihna mugiya ieu blog sing janten jambatan kanggo nyambungkeun tali silaturahmi urang sadayana...Amin Ya Allohu Ya Robbal'alamiin....

Boh bilih aya kritik sareng saran kanggo ieu blog mugi ulah asa-asa sareng ulah asa kawagel mangga weh langsung dugikeun dina postingan anu tos aya, Insya Alloh ieu blog urang tetep jaga tur mugiya kapayuna pinuh ku mang rupi-rupi konten anu mangfaat...Amin...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh...


Artikel lama dari Daarut Tauhiid

Assalaamu'alaikum wr. wb.


Berlapang Dada Menghadapi Kritikan


Penulis : KH Abdullah Gymnastiar


Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam
hati
bahwa kritik itu penting. Sahabat, apa yang terlintas dalam benak kita
ketika
mendengar orang berkata, "Saya ingin mengkritik Anda!". Biasanya, jika
seseorang
mendapat perlakukan seperti itu, ia akan bereaksi negatif. Seakan-akan
kehormatan dan harga dirinya sedang terancam. Ia menganggap kritik sebagai
penghinaan yang akan menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baiknya.


Maka, wajar jika reaksi yang muncul -- entah itu berupa pikiran, perasaan,
maupun sikap tubuh -- adalah pembelaan diri. Sulit baginya untuk menerima
semua
kritikan, apalagi menikmatinya. Akan tetapi, responsnya akan berbeda jika
kita
mendengar perkataan, "Saya akan memberi kamu kripik". Spontan, kita akan
senang
menerimanya. Wajah menjadi cerah. Riang rasanya perasaan karena membayangkan


akan diberi kripik yang lezat.


Di sinilah perbedaan kata 'kritik' dan 'kripik'. Tetapi, yang terpenting
bukan
itu. Hal terpenting adalah mengapa kita sampai memunculkan sikap berbeda
ketika
mendengar dua kata itu? Untuk yang pertama, kita cenderung sungkan
menerimanya.
Sementara untuk yang kedua, kita malah sering mencarinya. Sebenarnya,
masalah
kritik dan kripik bisa sama kalau persepsi kita tentang kritik itu kita
benahi;
bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang kita nikmati. Lebih
dari
itu, kita juga butuh ilmunya sehingga kritik ini menjadi sesuatu yang
berarti
dan layak kita akrabi.


Dalam menerima kritik, kita memerlukan beberapa trik, sehingga kita bisa
menerima kritik tersebut sebagai sarana membangun kemuliaan. Bagaimana
caranya?
Pertama, rindukanlah kritik dan nasihat tersebut. Selayaknya, kita bisa
memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, dan rindu dinasihati.
Seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus.
Persepsi
kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hati
bahwa
kritik itu penting. Kritik adalah kunci kesuksesan dan kemajuan, kritik akan
membuka prestasi, derajat, dan kedudukan yang lebih baik.


Kedua, cari dan bertanyalah. Belajarlah bertanya kepada orang lain dan
nikmati
saran-saran yang mereka lontarkan. Milikilah teman yang mau dengan jujur
untuk
saling mengoreksi. Tanyalah kekurangan diri pada orang-orang yang dekat
dengan
kita. Percayalah, semua itu tidak akan mengurangi kemuliaan. Ketiga, nikmati
kritik. Persiapkan diri untuk menerima kenyataan bahwa koreksi itu tidak
selalu
harus sesuai dengan keinginan kita. Ada kalanya isinya benar, namun caranya
salah. Tidak ada yang rugi dengan dikoreksi. Jadi, kalau ada yang mengkritik


usahakan untuk tidak berkomentar. Jangan memotong pembicaraan. Apalagi
membantahnya. Belajarlah untuk diam dan menjadi pendengar yang baik.


Keempat, syukurilah. Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan
terimakasih
yang tulus kepada si pemberi kritik. Tampakkanlah raut muka yang
sungguh-sungguh
dan penuh perhatian. Sertakan namanya dalam doa-doa kita, terutama bila kita


ingat akan kebaikan-kebaikan yang pernah ia berikan. Kelima, evaluasi diri.
Jujurlah kepada diri sendiri ketika menerima kritik. Jangan sibuk
menyalahkan
pengkritik, atau mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain.


Keenam, perbaiki diri. Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh.
Jadikan
program tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kritik yang datang.
Mintalah kepada Allah, sebab perubahan hanya terjadi dengan izin dan
kekuasaan
Dia. Ketujuh, balas budi. Jangan lupa untuk mengirimkan tanda terima kasih.
Bisa
berupa barang berharga, makanan, sepucuk surat, atau-minimal- informasi
kepada
yang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya. Selamat
menikmati
kritik.


Wallahu a'lam bish-Tausiyah


--~--~------ ---~--~-- --~------ ------~-- -----~--~ ----~


MUDAH MUDAHAN BERMANFAAT DAN DAPAT MENERANGI KEGELAPAN ATAU MEMPERINDAH
TERANGNYA CAHAYA HIDUP. AMIEN YA RABBAL ALAMIN.

"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"