" WILUJENG SUMPING "

Wilujeng Sumping baraya Alumni sadayana...
Wilujeng patepung rawuh pa amprok jonghok di blog na Alumni SMPN 25 Bandung - Angkatan 1988, sumangga nyanggakeun...pamugi tiasa janten panglipur kana Qalbu pangbeberah kana manah....mugiya sakedikna tiasa ngalandongan kasonoan ka baraya baraya anu sa angkatan...

Atuh katebihna mugiya ieu blog sing janten jambatan kanggo nyambungkeun tali silaturahmi urang sadayana...Amin Ya Allohu Ya Robbal'alamiin....

Boh bilih aya kritik sareng saran kanggo ieu blog mugi ulah asa-asa sareng ulah asa kawagel mangga weh langsung dugikeun dina postingan anu tos aya, Insya Alloh ieu blog urang tetep jaga tur mugiya kapayuna pinuh ku mang rupi-rupi konten anu mangfaat...Amin...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh...


Artikel lama dari Daarut Tauhiid

Assalaamu'alaikum wr. wb.


Berlapang Dada Menghadapi Kritikan


Penulis : KH Abdullah Gymnastiar


Persepsi kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam
hati
bahwa kritik itu penting. Sahabat, apa yang terlintas dalam benak kita
ketika
mendengar orang berkata, "Saya ingin mengkritik Anda!". Biasanya, jika
seseorang
mendapat perlakukan seperti itu, ia akan bereaksi negatif. Seakan-akan
kehormatan dan harga dirinya sedang terancam. Ia menganggap kritik sebagai
penghinaan yang akan menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baiknya.


Maka, wajar jika reaksi yang muncul -- entah itu berupa pikiran, perasaan,
maupun sikap tubuh -- adalah pembelaan diri. Sulit baginya untuk menerima
semua
kritikan, apalagi menikmatinya. Akan tetapi, responsnya akan berbeda jika
kita
mendengar perkataan, "Saya akan memberi kamu kripik". Spontan, kita akan
senang
menerimanya. Wajah menjadi cerah. Riang rasanya perasaan karena membayangkan


akan diberi kripik yang lezat.


Di sinilah perbedaan kata 'kritik' dan 'kripik'. Tetapi, yang terpenting
bukan
itu. Hal terpenting adalah mengapa kita sampai memunculkan sikap berbeda
ketika
mendengar dua kata itu? Untuk yang pertama, kita cenderung sungkan
menerimanya.
Sementara untuk yang kedua, kita malah sering mencarinya. Sebenarnya,
masalah
kritik dan kripik bisa sama kalau persepsi kita tentang kritik itu kita
benahi;
bila kata-kata kritik menjadi bagian keseharian yang kita nikmati. Lebih
dari
itu, kita juga butuh ilmunya sehingga kritik ini menjadi sesuatu yang
berarti
dan layak kita akrabi.


Dalam menerima kritik, kita memerlukan beberapa trik, sehingga kita bisa
menerima kritik tersebut sebagai sarana membangun kemuliaan. Bagaimana
caranya?
Pertama, rindukanlah kritik dan nasihat tersebut. Selayaknya, kita bisa
memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, dan rindu dinasihati.
Seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus.
Persepsi
kita terhadap kritik akan lebih baik bila kita menanamkan di dalam hati
bahwa
kritik itu penting. Kritik adalah kunci kesuksesan dan kemajuan, kritik akan
membuka prestasi, derajat, dan kedudukan yang lebih baik.


Kedua, cari dan bertanyalah. Belajarlah bertanya kepada orang lain dan
nikmati
saran-saran yang mereka lontarkan. Milikilah teman yang mau dengan jujur
untuk
saling mengoreksi. Tanyalah kekurangan diri pada orang-orang yang dekat
dengan
kita. Percayalah, semua itu tidak akan mengurangi kemuliaan. Ketiga, nikmati
kritik. Persiapkan diri untuk menerima kenyataan bahwa koreksi itu tidak
selalu
harus sesuai dengan keinginan kita. Ada kalanya isinya benar, namun caranya
salah. Tidak ada yang rugi dengan dikoreksi. Jadi, kalau ada yang mengkritik


usahakan untuk tidak berkomentar. Jangan memotong pembicaraan. Apalagi
membantahnya. Belajarlah untuk diam dan menjadi pendengar yang baik.


Keempat, syukurilah. Jangan melempar komentar apapun kecuali ucapan
terimakasih
yang tulus kepada si pemberi kritik. Tampakkanlah raut muka yang
sungguh-sungguh
dan penuh perhatian. Sertakan namanya dalam doa-doa kita, terutama bila kita


ingat akan kebaikan-kebaikan yang pernah ia berikan. Kelima, evaluasi diri.
Jujurlah kepada diri sendiri ketika menerima kritik. Jangan sibuk
menyalahkan
pengkritik, atau mencari kambing hitam dengan menyalahkan orang lain.


Keenam, perbaiki diri. Buatlah program perbaikan dengan sungguh-sungguh.
Jadikan
program tersebut sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kritik yang datang.
Mintalah kepada Allah, sebab perubahan hanya terjadi dengan izin dan
kekuasaan
Dia. Ketujuh, balas budi. Jangan lupa untuk mengirimkan tanda terima kasih.
Bisa
berupa barang berharga, makanan, sepucuk surat, atau-minimal- informasi
kepada
yang mengkritik bahwa kita berterima kasih atas kebaikannya. Selamat
menikmati
kritik.


Wallahu a'lam bish-Tausiyah


--~--~------ ---~--~-- --~------ ------~-- -----~--~ ----~


MUDAH MUDAHAN BERMANFAAT DAN DAPAT MENERANGI KEGELAPAN ATAU MEMPERINDAH
TERANGNYA CAHAYA HIDUP. AMIEN YA RABBAL ALAMIN.

"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Artikel lama dari Daarut Tauhiid

Astaghfirullaahal 'azhiym
aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung


mingkulli zambiw wa ma'shiah
dari segala dosa dan kemaksiatan


mingkulli maa yukhoolifu diynal-islaam
dari segala hal yang bertentangan dengan din Islam


mingkulli maa yukhoolifusy syariy'ah
dari segala hal yang bertentangan dengan syariat (hukum Islam)


mingkulli maa yukhoolifuth thoriyqoh
dari segala hal yang bertentangan dengan tharekat (jalan taqarrub kepada
Allah dalam rangka ridho Allah)


mingkulli maa yukhooliful haqiyqoh
dari segala hal yang bertentangan dengan (hakekat kebenaran)


mingkulli maa yukhooliful 'aziymah
dari segala hal yang bertentangan dengan (kesungguhan)


mingkulli maa yukhooliful ma'riyfah
dari segala hal yang bertentangan dengan ma'rifat (realitas pengetahuan
spiritual)


yaa arhamar roohimiyn, yaa allah
Wahai yang Maha pengasih diantara semua penyayang, wahai Allah


Astaghfirullaahal 'azhiyma wa atuwbu ilayh
aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan aku bertaubat
kepadanya


wassalam


anut

"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Artikel lama dari teman....

Mangga di aos baraya, mudah - mudahan bermanfaat....


" Bukan sekedar direnungkan tpi bisa qt lakukan secara konsisten, INSYA ALLAH - AMIN "




Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.


Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda denganberjalan kesana kemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut.


Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.


Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya. Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.


Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.


Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius. Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga! Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.


Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar. "Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu..


Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. "Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.


"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawab Luqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.."


Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi. "Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinanpada sebelas bulan diluar bulan puasa?


Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?!


Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?" Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela. Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih, mengiba.


"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.


Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri?


Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya dengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula.


Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...! Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?


Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat? Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?


Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan...,jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi kelak...."


Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan. Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya! Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.


Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu. Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!


Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.


Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.


Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.. Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.


Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.


Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan tudingan-tudingan yang memang betul adanya.


Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.



"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

ST12 NICE LYRIC

BIARKAN AKU JATUH CINTA
BY : ST 12

MATA INDAH MELIHAT MU
RASA INI RASAKAN CINTAMU
JIWA INI GETARKAN JIWAMU
JANTUNG INI DETAKAN JANTUNG MU

DAN BIARKAN AKU PADAMU
MENYIMPAN SEJUTA HARAPAN 
AKU PADAMU

RASA INI TULUS PADAMU
TAKAN BERHENTI SAMPAI
NANTI KU MATI

REFFAIN :

BIARKAN AKU JATUH CINTA
PESONAKU PADA PANDANGAN
SAAT KITA JUMPA

BIARKAN AKU KAN MENCOBA
TAK PERDULI KAU BERKATA
TUK MAU ATAU TIDAK





"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Thursday, March 24, 2011

Ketenteraman & Kebahagiaan Dalam Keluarga

Kualitas diri kita akan diketahui dan teruji hanya setelah kita hidup berpasangan, karena dalam hidup berpasangan akan dapat diketahui kualitas, kapasitas dan sifat-sifat kemanusiaannya. Dalam hidup pernikahan itulah seseorang teruji kepribadiannya, tanggung jawabnya, keibuannya, kebapakannya, perikemanusia­annya, ketangguhannya, kesabarannya. Begitu besar makna hidup berumah tangga sampai Nabi mengatakan bahwa di dalam hidup berumah tangga sudah terkandung separuh urusan agama. Separoh yang lainnya tersebar pada
berbagai bidang; sosial, ekonomi, politik, kebudayaan. Dalam surat ar Rum 21 tadi disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan setting berpasangan dalam hidup perkawinan agar pasangan itu memperoleh ke­tenteraman, memperoleh sakinah.

Dalam al Qur'an manusia disebut dengan istilah basyar dan insan. Basyar artinya manusia dalam pengerti­an persamaan fisik. Sedangkan insan mengandung pengertian psikologis. Kata insan terambil dari kata nasia yansa yang artinya lupa, dari kata `uns yang artinya mesra, juga dari kata anasa yanusu yang artinya bergejolak. Jadi manusia pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki tabiat mesra, tetapi suka lupa dan memiliki gejolak ke­inginan yang tak pernah berhenti. Selagi manusia dalam keadaan lupa diri dan dalam pengaruh gejolak ke­ inginannya, maka ia tidak dapat merasakan ketenangan dan ketenteraman hidup. Nah dalam hidup berpasangan suami isteri itulah dimaksud supaya manusia me­nemukan ketenteraman, yang diperindah dengan kemesraan. Rumah tangga yang ideal itu bagai­kan lautan tak bertepi, segala ketegangan, kegelisahan, kecemasan, kesepian dan kelelahan akan hilang jika orang berlabuh dalam pelabuhan cinta mesra suami isteri.

Menurut Hadist Nabi, suatu rumah tangga akan mem­peroleh ketenteraman dan kebahagiaan manakala dipenuhi pilar-pilarnya, Jika Allah menghendaki suatu rumah tangga itu baik, maka Allah akan memudahkan terciptanya ke­adaan-keadaan sebagai berikut: 1. Ada kecenderungan kepada agama di dalam rumah tangga itu, 2. Yang muda menghormati yang tua, 3. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka bergaul secara lemah lembut, 4. Sederhana dalam membelanjakan harta, 5.Mau interospeksi sehingga mereka mudah bertaubat. (H.R. Dailami)


Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/ketenteraman-kebahagiaan-dalam-keluarga.html#ixzz1HgWsQN5N

"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Monday, March 21, 2011

Perekat Kesetiaan

Ikatan keluarga juga penting sebagai perekat kesetiaan, tetapi tabiat manusia dalam ikatan kekeluargaan bersifat angin-anginan. Pameo orang Jawa berbunyi; famili itu jika berada di tempat yang jauh baunya wangi, tetapi jika berdekatan, apalagi serumah mudah berubah menjadi bau busuk. Konflik antar keluarga sering lebih sulit didamaikan dibanding konflik antar bukan keluarga.

Rumah tangga yang kesetiaannya hanya diikat oleh faktor harta benda, tunggulah kehancuran, karena tabiat harta memang curang. Ia hanya mau menemani dalam keadaan suka, sementara dalam keadaan duka harta justru sering menjadi pemicu permusuhan. Pameo orang Jakarta ada yang berbunyi: ada uang, abangku sayang, tak ada uang, abang kutendang. Ada uang berarti abang saya, tidak ada uang abang payah.

Perekat kesetiaan yang kekal abadi adalah ikatan amal saleh, ikatan kebaikan. Suami isteri yang diikat oleh nilai-nilai kesucian kebaikan biasanya tahan godaan, tahan banting, tahan ombak. Di kala suka mereka bersyukur, di kala duka mereka bersabar. Sepanjang zaman, zaman orde lama, orde baru, zaman reformasi dan zaman apa lagi nanti mereka tetap kuat, tabah dan indah dan bahkan kebahagiaan dan keindahan masih tetap terasa meski yang satu sudah mendahului berada di alam lain. Pasangan yang demikianlah yang akan dapat menjadi pasangan bukan hanya seumur hidup, tetapi pasangan dunia akhirat.


Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/perekat-kesetiaan.html#ixzz1HJVNAK9k

"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Sunday, March 20, 2011


Keluarga Yang Membahagiakan

Keluarga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah adalah pasangan dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya dari segala hal yang tidak disukainya. Betapa banyak suami isteri yang sebenarnya kurang dilandasi oleh cinta membara, tetapi karena masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu tetap berjalan baik dan melahirkan generasi yang terpuji. Rahmah yang terpelihara pada akhirnya memang benar-benar mendatangkan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala berupa mawaddah.

Untuk memperoleh sakinah atau ketentraman dalam hidup pernikahan, dua orang pasangan suami isteri itu harus bisa menyatu dalam satu ikatan. Menurut al Qur'an surat ar Rum. tali temali perekat pernikahan itu adalah mawaddah dan rahmah, cinta dan kasih sayang. Yang ideal adalah jika antara suami dan isteri diikat oleh perasaan mawaddah dan rahmah sekaligus. Dalam bahasa Arab, mawaddah mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Jadi cinta mawaddah adalah perasaan yang mendalam, luas, dan bersih dari pikiran serta kehendak buruk. Sedangkan rahmah mengandung pengertian dorongan psikologis untuk melindungi orang yang tak berdaya.

Mawaddah dan rahmah itu sangat ideal.Artinya sungguh betapa bahagianya jika pasangan rumah tangga itu diikat oleh mawaddah dan rahmah sekaligus. Sesuatu yang ideal biasanya jarang terjadi. Bagimana jika tidak? Seandainya mawaddahnya putus, perasaan cintanya tidak lagi bergelora, asal masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu masih terpelihara dengan baik. Itulah keluarga yang membahagiakan. 'Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir' (QS. ar-Rum : 21).



Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/keluarga-yang-membahagiakan.html#ixzz1HD8OYWuo




"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Artikel from Muslim.or.id


Laksana Pohon yang Tak Berbuah


Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Kitab Bad’i al-Khalq dalam sahihnya, beliau berkata;
حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ قِيلَ لِأُسَامَةَ لَوْ أَتَيْتَ فُلَانًا فَكَلَّمْتَهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتُرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ إِنِّي أُكَلِّمُهُ فِي السِّرِّ دُونَ أَنْ أَفْتَحَ بَابًا لَا أَكُونُ أَوَّلَ مَنْ فَتَحَهُ وَلَا أَقُولُ لِرَجُلٍ أَنْ كَانَ عَلَيَّ أَمِيرًا إِنَّهُ خَيْرُ النَّاسِ بَعْدَ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا وَمَا سَمِعْتَهُ يَقُولُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ رَوَاهُ غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ
Ali menuturkan kepada kami, Sufyan menuturkan kepada kami dari al-A’masy dari Abu Wa’il dia berkata;ada orang yang berkata kepada Usamah“Seandainya saja engkau mau mendatangi si fulan dan berbicara menasihatinya.”Maka dia menjawab, “Apakah menurut kalian aku tidak berbicara dengannya melainkan aku harus menceritakannya kepada kalian. Aku sudah menasihatinya secara rahasia. Aku tidak ingin membuka pintu yang menjadikan aku sebagai orang pertama yang membuka pintu fitnah itu -menasihati penguasa dengan terang-terangan-. Aku pun tidak akan mengatakan kepada seseorang sebagai orang yang terbaik -walaupun dia adalah pemimpinku- setelah aku mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Mereka bertanya, “Apa yang kamu dengar dari beliau itu?”. Dia menjawab; Aku mendengar beliau bersabda, “Akan didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka dan terburailah isi perutnya di neraka sebagaimana seekor keledai yang berputar mengelilingi penggilingan. Maka berkumpullah para penduduk neraka di sekitarnya. Mereka bertanya, “Wahai fulan, apa yang terjadi padamu, bukankah dahulu kamu memerintahkan yang ma’ruf kepada kami dan melarang kami dari kemungkaran?”. Lelaki itu menjawab, “Dahulu aku memerintahkan kalian mengerjakan yang ma’ruf sedangkan aku tidak melakukannya. Dan aku melarang kalian dari kemungkaran namun aku justru melakukannya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ghundar dari Syu’bah dari al-A’masy (HR. Bukhari [3027] , disebutkan pula oleh Bukhari dalam Kitab al-Fitan [6569] as-Syamilah).
Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Orang alim adalah orang yang merasa takut kepada Ar Rahman walaupun dia tidak menyaksikan-Nya, ia sangat menginginkan apa yang Allah iming-imingkan kepada dirinya, dan ia bersikap zuhud terhadap sesuatu yang akan membuat murka Allah.” Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbasradhiyallahu’anhuma bahwa hakikat orang yang benar-benar mengenal Ar Rahman (Allah) adalah : [1] orang yang tidak mempersekutukan apapun dengan Allah, [2] menghalalkan sesuatu yang dihalalkan-Nya, [3] mengharamkan sesuatu yang diharamkan-Nya, [4] senantiasa menjaga pesan/wasiat-Nya, dan [5] meyakini dirinya pasti akan berjumpa dengan-Nya serta amalnya akan dihisab (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6/349).
Sufyan Ats Tsauri menukil dari Abu Hayyan At Tamimi ucapan seorang lelaki, “Dahulu dikatakan bahwa ulama itu ada tiga macam; [1] Orang yang alim terhadap Allah dan alim tentang aturan Allah, [2] Orang yang alim tentang Allah namun tidak alim tentang aturan Allah, [3] Orang yang alim tentang aturan Allah namun tidak alim terhadap Allah. Orang yang alim terhadap Allah dan alim tentang aturan Allah adalah orang yang takut kepada Allah serta mengetahui batasan-batasan dan kewajiban-kewajiban. Sedangkan Orang yang alim tentang Allah namun tidak alim tentang aturan Allah adalah orang yang takut kepada Allah namun tidak mengerti seluk beluk batasan-batasan dan kewajiban-kewajiban. Adapun Orang yang alim tentang aturan Allah namun tidak alim terhadap Allah adalah orang yang mengerti seluk beluk batasan-batasan dan kewajiban-kewajiban namun tidak merasa takut kepada Allah ‘azza wa jalla.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6/350).
Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah mengatakan, “Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu itu ada dalam rangka mencapai sesuatu yang lainnya. Ilmu diibaratkan seperti sebuah pohon, sedangkan amalan adalah seperti buahnya. Maka setelah mengetahui ajaran agama Islam seseorang harus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yang berilmu akan tetapi tidak beramal dengannya lebih jelek keadaannya daripada orang bodoh. Di dalam hadits disebutkan, “Orang yang paling keras siksanya adalah seorang berilmu dan tidak diberi manfaat oleh Allah dengan sebab ilmunya”. Orang semacam inilah yang termasuk satu di antara tiga orang yang dijadikan sebagai bahan bakar pertama-tama nyala api neraka. Di dalam sebuah sya’ir dikatakan,
Orang alim yang tidak mau
Mengamalkan ilmunya
Mereka akan disiksa sebelum
Disiksanya para penyembah berhala
(Hasyiyah Tsalatsatul Ushul, hal. 12)
Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan hafizhahullah berkata, “Hendaknya diingat bahwa seseorang yang tidak beramal dengan ilmunya maka ilmunya itu kelak akan menjadi bukti yang menjatuhkannya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Barzah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia akan ditanya tentang empat perkara, diantaranya adalah tentang ilmunya, apa yang sudah diamalkannya” (HR. Tirmidzi 2341). Hal ini bukan berlaku bagi para ulama saja, sebagaimana anggapan sebagian orang. Akan tetapi semua orang yang mengetahui suatu perkara agama maka itu berarti telah tegak padanya hujjah. Apabila seseorang memperoleh suatu pelajaran dari sebuah pengajian atau khutbah Jum’at yang di dalamnya dia mendapatkan peringatan dari suatu kemaksiatan yang dikerjakannya sehingga dia pun mengetahui bahwa kemaksiatan yang dilakukannya itu adalah haram maka ini juga ilmu. Sehingga hujjah juga sudah tegak dengan apa yang didengarnya tersebut. Dan terdapat hadits yang sah dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Al Qur’an itu adalah hujjah bagimu atau hujjah untuk menjatuhkan dirimu” (HR. Muslim)” (Hushulul Ma’mul, hal. 18)
Allahumma na’udzu bika min ‘ilmin laa yanfa


"Tolong Cantumkan Nama atau Gunakan Opsi Nama/Url saat Anda memberikan komentar...Hatur Nuhun"

Thursday, March 17, 2011


Dihempas Ujian Kehidupan


Baginya dunia yang begitu indah menjadi runtuh ketika keluarganya dhempas ujian kehidupan sehingga membuatnya bingung pikirannya kacau hatinya bersedih, kondisi ditengah ke bimbangan membuat dirinya goyah. Itulah yang dialami seorang ibu. Sampai pada satu hari perusahaan yang dikelola oleh suaminya mengalami kerugian, seluruh rumah dan kekayaannya sudah dijadikan anggunan kepada Bank karena suaminya terserang sakit jantung. Praktis hanya bisa di tempat tidur dalam keadaan yang mengenaskan. Kenyataan itu mengguncang jiwanya, tangis dan air mata adalah sisa kekuatan yang terakhir dimiliki olehnya. Kemudian dia bergegas untuk menyedekahkan sebagian rizkinya untuk Rumah Amalia dengan berharap mendapatkan keridhaan dari Allah atas kesembuhan suami & perusahaannya bisa diselamatkan.

Beberapa hari kemudian Allah memberikan kesembuhan bagi suaminya. Kondisi kesehatan suami berangsur pulih kembali. Sehatnya suami bisa kembali bekerja mengurus & mengelola perusahaan menjadi terhindar dari kerugian yang lebih besar. Roda perusahaan berputar bahkan menjadi lebih baik. Badai yang menguncang yang dialaminya telah menyadarkan dirinya dan suami bahwa selama ini jauh dari Allah dan mereka mengabaikan untuk berbagi rizki kepada sesama. 'Sebagai manusia mungkin saya & suami pernah melakukan banyak hal yang dilarang oleh Allah sehingga Allah memberikan cobaan kepada kami sekeluarga. Saya harapkan bahwa semua cobaan, ujian dan musibah yang saya alami makin menguatkan iman saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,' ucap tuturnya, bersama suami dan anaknya di Rumah Amalia.

'Alhamdulillah, Allah masih sayang pada kami sekeluarga dengan diberikan anugerah yang lebih baik dari sebelumnya. Saya dan keluarga lebih mendekatkan diri kepada Allah,' lanjutnya. Peristiwa yang menimpanya bertubi-tubi menjadikan jiwa semakin tegar. Menjadikan dirinya dan keluarganya semakin yakin bahwa semua cobaan itu agar dirinya semakin kuat imannya dan kuat hatinya menuju jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Tidak ada satu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.' (QS. at-Taghaabun : 11).



Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/dihempas-ujian-kehidupan.html#ixzz1H0sEPJDQ


" Tolong cantunkan nama atau gunakan opsi Nama/Url saat anda berkomentar...Hatur nuhun"


"...Deudeuh tur kayungyun nya ningal kancra 88 ngempel deui..."



Mohon catumkan Nama Anda atau pakai opsi Nama/Url saat memberikan komentar...Hatur nuhun...

Tuesday, March 15, 2011


Air Mata Untuk Ayah

Di Rumah Amalia ada satu sesi yang disebut dengan Muhasabah. Salah satu bentuk dari muhasabah dengan cara menulis itulah sebabnya saya mengajarkan menulis untuk anak2 Amalia sekalipun hanya satu atau dua baris tidaklah masalah yang paling penting anak-anak terbiasa melatih menuangkan pikiran dalam sebuah tulisan. Tulisan juga bisa sebagai terapi. Tulisan adalah bentuk curhat dari apa yang dirasakan di dalam hatinya.


Pagi ini tanpa sengaja saya menemukan sebuah kertas yang berisi tulisan, berkali-kali saya membacanya, tak terasa air mata saya berlinang disaat membaca tulisan ini, sebagai seorang ayah tulisan ini menusuk hati, mampu menggores luka yang teramat dalam karena saya memahami kerinduan seorang anak kepada ayah yang dicintainya. Tulisan itu judulnya 'Air Mata Untuk Ayah'


'Ayah, lihatlah air mataku. Air mata anakmu yang selalu mencintaimu. Ayah selalu bilang sayang padaku tetapi ayah tidak menjaga kesehatan, membuat ayah menjadi sakit, kenapa yah? Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin ayah pergi. Jika aku menangis, siapa yang akan mengusap air mataku? Jika aku kangen, siapa yang memelukku? Ayah tidak pernah menjawab setiap kali aku bertanya, ayah hanya tersenyum. Hatiku perih, ayah. Semua kenangan itu, senyuman itu selalu membuat berlinang air mataku, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya , karena aku rindu padamu, Ayah... Air mata ini untuk ayah.


Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/air-mata-untuk-ayah.html#ixzz1GjRfx1R9

Catumkan Nama anda saat memberikan komentar...Hatur nuhun...

Cinta Yang Menenteramkan

Cinta yang menenteramkan bila cinta kita hanya untuk Allah sebab cinta kepada Allah adalah cinta yang hakiki. Cintailah pasangan hidup kita karena cinta kita kepada Allah. Bila kecintaan kita kepada pasangan melebihi cinta kepada Allah maka ujian akan datang dari orang yang kita cintai, sebagaimana seorang ibu yang telah dua belas tahun mengarungi rumah tangga dirinya mengkayuh dengan susah payahnya. Bangunan rumah tangga diatas pondasi kasih sayang yang rapuh. Pernikahannya penuh dengan pertanyaan yang tiada akhir benarkah dirinya adalah belahan jiwa dari suami yang dicintainya?Ditengah usia yang semakin tua tanpa ada pilihan lainnya yang memaksa dirinya untuk menikah dengan laki-laki yang datang melamarnya. Pernikahanpun dilaksanakan dengan meriah. Kebahagiaanpu hadir.


Ditengah kehidupan dengan mengalirnya waktu, materi dan karier telah mengubah seorang laki-laki. Semenjak bekerja dengan kariernya yang menanjak bagus. Kehidupan rumah tangganya mendadak berubah. Segala bentuk keresahan yang setiap dirasakan betapa ganasnya kota Jakarta menjadi sirna. Segalanya menjadi mudah. Dari menempati rumah kontrakan yang bocor, sering tergenang banjir. Disaat itulah hatinya menjadi sakit dan penuh penderitaan ketika mendapatkan perempuan lain dengan mudah hadir didalam hati suaminya. Justru ketika rumahnya sudah tidak lagi bocor dan tergenang banjir. Rumah besar dan nyaman dibilangan elit di kota jakarta. Suaminya mengakui semua perbuatannya karena telah jatuh cinta pada perempuan lain dan mengaku bahwa hal itu semata-mata khilaf namun hatinya terlanjur terluka.


Ditengah penderitaan ada sebuah kesadaran bahwa apa yang telah terjadi dalam hidupnya seolah membukakan mata hatinya betapa lemahnya manusia dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 'Mas Agus, betapa tidak berdaya kita dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala..' ucapnya lirih. 'Disaat saya begitu bangganya kepada suami seolah Allah menyentil saya agar mencintai Allah dengan sepenuh hati. Cinta suami adalah cinta yang ilusi sedangkan cinta kepada Allah adalah cinta yang hakiki.' lanjutnya, air mata itu bagai bendungan yang sudah tidak mampu ditahannya. Mengalir dengan derasnya. Semuanya terhenti disaat anak-anak Amalia sedang berdoa.


Dengan berbagi dan berdoa bersama di Rumah Amalia telah menenteramkan dan menyembuhkan luka dihatinya. Nampak wajahnya terurai airmata. Ada sebuah kelegaan sekaligus kedamaian. Tanpa terasa terucap puji syukur kehadirat Allah atas semua anugerahNya dan disaat itulah keikhlasan menerima apapun kesalahan suami mencair di dalam hatinya. Malam itu bersama suami dan anak-anaknya telah menemukan kembali kebahagiaan yang telah lama menghilang.

Mohon cantumkan Nama Anda saat berkomentar atau gunakan opsi Nama/URL...Hatur nuhun...

Air Mata Kebahagiaan


Air mata kebahagiaan seorang suami menjadi terasa indah ketika sedang diuji oleh Allah, Apakah cintanya terhadap pasangan hidupnya dilandasi karena kecintaannya kepada Allah? Sungguh begitu indahnya air mata kebahagiaan seorang suami yang tulus mencintai istrinya karena Allah. Itulah yang terjadi pada seorang bapak yang diuji oleh Allah dengan istrinya sakit. Sampai suatu ketika istrinya mengeluh, dia ada yang dirasakan sakit untuk buang air karena itulah ia mengajak untuk ke dokter, begitu diperiksa dokter meminta untuk diopname karena istrisakit kanker usus. Dan dikatakan oleh dokter, istri tercinta hidupnya tidak lama lagi, 'astaghfirullah..'dalam hening dirinya berdoa, Ya Allah, cobaan apa yang Engkau berikan kepada kami?'


Dalam kondisi sakit seperti itu istrinya mengatakan bahwa kebahagiaan itu hadir sebab karena sakit inilah malah membuat kami sekeluarga rajin beribadah dan malah dekat kepada Allah Sampai akhirnya istri yang tercinta menjalani operasi, ia menyaksikan langsung gumpalan darah yang sebesar telur ayam telah dikeluarkan dalam jumlah banyak. Ia berusaha menguatkan hati ketika senyum istri menghiasi wajahnya dan mengatakan, 'ayah sabar ya..semuanya serahkan kepada Allah.'


Padahal hatinya terasa diiris-iris oleh pisau, sakit dan tidak karuan. Dalam kondisi seperti itu istrinya mengatakan ingin menunaikan ibadah umrah bersamanya. Masya Allah...walaupun hati dibuat tegar namun airmatanya tak mampu ditahan, airmata itu mengalir begitu saja dengan derasnya. Setelah operasi dokter hanya mengatakan, hanya Allahlah yang akan memberikan keajaiban. Itulah sebabnya ia dan anak-anak selalu mengajak ke Rumah Amalia, berniat untuk bershodaqoh, memohon kepada Allah untuk kesembuhan istrinya.


Lima bulan setelah operasi, berat tubuhnya menjadi naik. Dokter menyarankan agar istrinya mempertahankan berat tubuhnya. dokter yang menangani istrinya geleng-geleng kepala, dokter itu mengatakan hal ini sungguh keajaiban. Dirinya dan keluargana menangis bahagia karena bersyukur kehadirat Allah. 'Iman saya makin kuat, saya jadi tambah yakin dengan KemahabesaranNya, hanya mengabdi hidup dan mati saya untuk Allah. Bagi saya hanya satu, doa dapat mengubah yang buruk bisa menjadi baik dan yang salah menjadi indah dalam hidup ini.' Begitu tuturnya, tutur seorang suami yang penuh keikhlasan menjaga istrinya diketika sakit. Subhanallah..


--
Barang siapa menggembirakan hati istri, maka seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Alloh memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami & istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].


Read more:http://agussyafii.blogspot.com/2011/03/air-mata-kebahagiaan.html#ixzz1GN49beBi


Catumkan Nama anda saat memberikan komentar...Hatur nuhun...