" WILUJENG SUMPING "

Wilujeng Sumping baraya Alumni sadayana...
Wilujeng patepung rawuh pa amprok jonghok di blog na Alumni SMPN 25 Bandung - Angkatan 1988, sumangga nyanggakeun...pamugi tiasa janten panglipur kana Qalbu pangbeberah kana manah....mugiya sakedikna tiasa ngalandongan kasonoan ka baraya baraya anu sa angkatan...

Atuh katebihna mugiya ieu blog sing janten jambatan kanggo nyambungkeun tali silaturahmi urang sadayana...Amin Ya Allohu Ya Robbal'alamiin....

Boh bilih aya kritik sareng saran kanggo ieu blog mugi ulah asa-asa sareng ulah asa kawagel mangga weh langsung dugikeun dina postingan anu tos aya, Insya Alloh ieu blog urang tetep jaga tur mugiya kapayuna pinuh ku mang rupi-rupi konten anu mangfaat...Amin...

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh...


From: Mailinglist alsofwah
To: syiar-alsofwah@alsofwah.or.id


Berinteraksi Dengan Al-Qur'an

Di antara nikmat yang layak kita syukuri adalah Allah menurunkan
kepada kita al-Qur’an al-Karim, Kitab yang penuh dengan berkah. Allah
berfirman, artinya, “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan
kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
(QS. Shad:29).

Sesungguhnya kita meyakini al-Qur’an adalah kalamullah, Kitab yang
tidak ada keraguan di dalamnya. Allah berfirman, artinya, “Itu adalah
Kitab (al-Qur’an) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa.”  (QS. al-Baqarah: 2).

Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk senantiasa berinteraksi
dengan al-Qur’an, agar mendapatkan pahala yang besar dan berlipat
ganda. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian
dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi” (QS. Fathir: 29).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas, “Allah mengabarkan keadaan
hamba-hamba-Nya yang mukmin, yang membaca Kitab-Nya, beriman
dengannya, dan beramal sesuai dengan yang diperintahkan seperti
mengerjakan shalat dan menunaikan zakat.”

Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang mahir membaca al-Qur’an akan
bersama para malaikat yang mulia yang senantiasa berbuat baik, sedang
yang membaca al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan terasa berat, baginya
dua pahala.”  (Muttafaq ‘alaih).

Demikian juga kepada mereka yang berpaling dari al-Qur’an,
meninggalkan dan tidak mengambil manfaat darinya, diancam dengan siksa
yang amat pedih. Allah berfirman, artinya, “Dan siapakah yang lebih
zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat
Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah
dikerjakan oleh kedua tangannya?”  (QS. al-Kahfi: 57).

Allah juga berfirman, artinya, “Barangsiapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), kami adakan baginya
setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang
selalu menyertainya.”  (QS. az-Zukhruf: 36).

Di antara bentuk-bentuk interaksi dengan al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Memperbanyak bacaan al-Qur’an dan secara terus-menerus.
Membaca al-Qur’an merupakan bentuk ibadah kepada Allah dan dianjurkan
agar senantiasa dilakukan, Allah berfirman, artinya, “Dan bacakanlah
apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (al-Quran). Tidak
ada (seorang pun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu
tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.”
(QS. al-Kahfi: 27).
Allah juga berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu
membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian
dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi; agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan
menambah kepada mereka dari karunia-Nya.”  (QS. Fathir: 29-30).
Rasulullah juga memberi dorongan untuk membaca al-Qur’an. Beliau
bersabda, “Bacalah al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang
memberi syafaat pada hari kiamat bagi para pembacanya.”  (HR. Muslim).
Rasulullah dan para sahabat adalah contoh nyata, betapa mereka
senantiasa membaca al-Qur’an. Imam an-Nawawi berkata: Kaum salaf
memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam menghatamkan al-Qur’an.
Ibnu Abi Daud meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa mereka
menghatamkan al-Qur’an tiap dua bulan satu kali, yang lain tiap bulan
sekali, sebagian lagi tiap sepuluh malam, lima malam, dan seterusnya.

2. Memperbagus bacaan dan suara
Allah berfirman, artinya, “Dan bacalah al-Quran itu dengan
perlahan-lahan.”  (QS. al-Muzzammil: 4).
Rasulullah bersabda, “Baguskanlah al-Qur’an dengan suaramu, karena
suara yang bagus menambah keindahan al-Qur’an.”  (HR. an-Nasai,
ad-Darimi dan al-Hakim).
Rasulullah menekankan kepada kita untuk memperbagus bacaan dan suara,
karena hal itu menambah keindahan al-Qur’an, mudah diterima serta
meninggalkan bekas di dalam hati pendengarnya.

3. Merenungkan ketika membaca atau mendengarkannya
Allah telah mengabarkan bahwa Ia telah menurunkan al-Qur’an ini untuk
dibaca dengan perenungan dan pemahaman. Allah berfirman, artinya, “Ini
adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran.”  (QS. Shad: 29).
Allah mengingkari orang-orang yang tidak merenungkannya seraya
berfirman, artinya, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran
ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
Allah juga berfirman, artinya, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan
al-Quran? Kalau kiranya al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah
mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”  (QS. an-Nisa’:
82).
Syaikh as-Sa’di berkata tentang ayat di atas: “Allah memerintahkan
agar kitab-Nya direnungkan dan diteliti maknanya dengan tajam untuk
memikirkan asas-asas, ancaman dan perintah-perintahnya.”

4. Menangis ketika membaca atau mendengarkannya
Di antara bentuk interaksi dengan al-Qur’an adalah menangis, baik
ketika membaca atau mendengarkannya, karena hal itu merupakan sifat
mukmin yang sebenarnya. Seorang mukmin ketika merenungkan ayat-ayat
al-Qur’an, ia mendapatkan sifat yang sempurna dan agung pada
Tuhan-Nya. Pada saat itu hatinya bergejolak, memuliakan Tuhannya.
Imam an-Nawawi berkata: “Menangis ketika membaca al-Qur’an merupakan
sifat orang yang telah mencapai derajat pengetahuan yang dalam dan
lambang bagi hamba-hamba Allah yang shalih.”
Allah telah memuji para nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya yang shalih. Dia
berfirman, artinya, “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi
nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari
orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim
dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah
kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
(QS. Maryam: 58)
Allah juga berfirman, artinya, “Dan apabila mereka mendengarkan apa
yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Qur’an) yang telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri).” (QS. al-Maidah: 83)
Dari Abdullah bin Abbas beliau berkata: “Rasulullah memerintahkanku,
‘Bacalah untukku al-Qur’an’. Aku berkata, ‘Bagaimana aku akan
membacakan untukmu, padahal al-Qur’an diturunkan kepadamu?’ Rasul
menjawab, ‘Ya, (tetapi) aku ingin mendengarnya dari selainku.’” Maka
aku membaca surat an-Nisa’ hingga sampai pada ayat:
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ
عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu” (QS. an-Nisa’: 41)
Beliau bersabda, “Cukup!” dan kedua mata beliau menangis. (HR. al-Bukhari)

5. Beramal

Aspek paling agung dalam berinteraksi dengan al-Qur’an dan bukti
keimanan yang paling tinggi adalah mengamalkannya. Allah berfirman,
artinya,
“Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman
kepadanya.”{/i] (QS. Al-Baqarah: 121)
Demikian beberapa bentuk interaksi dengan al-Qur’an semoga kita
termasuk orang-orang yang dimudahkan untuk berinteraksi dengan
al-Qur’an, amien… Wallahu a’lam bish shawab.
(Redaksi)

[Sumber:
“Interaksi Dengan Al-Qur’an,” Dr. Hafizh bin Muhammad al-Hikami, Darul
Haq, dengan sedikit perubahan]

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

---------------------------------------------------------------------

dari: YAYASAN AL-SOFWA Jakarta